Minggu, 26 Juli 2009

"Peuyeum Cimenyan Kamashur..."

Lirik lagu lawas, "peuyeum bandung kamashur..." dan "colenak beuleum peuyeum digulaan..." membuktikan bahwa peuyeum (tapai singkong) bandung sudah sejak dulu menjadi ikon makanan khas dari Bandung.
Meski saat ini keberadaannya agak terpinggirkan akibat banyaknya bermunculan makanan lain di Bandung, peuyeum bandung masih menjadi oleh-oleh khas Bandung yang banyak dicari. Salah satu peuyeum yang paling enak berasal dari Kec. Cimenyan, Kab. Bandung.

Tapai singkong Cimenyan sudah menjadi buah bibir bagi warga pendatang, terutama dari luar Jawa Barat. Seorang teman dari Tegal, Jawa Tengah, ketika datang ke Bandung, langsung minta diantar membeli peuyeum buatan perajin dari Cimenyan. Tak tanggung-tanggung, ia membeli sampai tiga puluh kilogram.

Proses membuat peuyeum cukup sederhana. Bahan baku tape berupa singkong dikupas kulitnya. Setelah dicuci bersih, kemudian direbus. Rebusan pertama selama sejam setengah, sedang yang kedua selama satu jam, ujar Dede (26), karyawan pembuat peuyeum milik Rokhmat (48), di RT 01 RW 09 Kampung Kasimukan, Desa Mandala, Kec. Cimenyan. Setelah direbus untuk kedua kalinya, singkong itu kemudian ditiriskan sebelum ditaburi ragi.

Di tempat pengolahan peuyeum itu, ada tiga tungku (hawu) dengan tiga dandang besar untuk merebus singkong. "Setiap hari ada sekitar dua ton singkong yang diolah jadi peuyeum," ungkap Dede.

Menurut dia, dari satu ton singkong menghasilkan enam kuintal peuyeum. Saat ini, harga peuyeum Rp 3.000,00/kg, sedangkan harga singkong sebagai bahan utama pembuat peuyeum rata-rata Rp 450,00/kg.

Peuyeum dari Ciemenyan itu dikirimkan ke sentra-sentra wisata yang ada di Kota Bandung dan Kab. Bandung, serta Bandung Barat. Selain itu, juga dikirim ke luar kota, seperti Garut dan Cianjur.

Dede bersama dua kawannya mengolah singkong menjadi peuyeum di rumah tanpa sekat yang sekaligus menjadi tempat tinggal mereka. "Ya, beginilah sehari-harinya, semua dilakukan di sini," ujar Dede sambil "membedaki" singkong dengan ragi.

Di Kec. Cimenyan, sebagai sentra produksi peuyeum, memang cukup banyak warga yang berprofesi sebagai perajin peuyeum. Selain Rokhmat, perajin lain yang memiliki omzet besar adalah Abah Aceng, warga Babakan Padaluyu, Kec. Cimenyan.

Abah Aceng, selain dianggap paling sepuh untuk urusan pembuatan peuyeum, produksinya juga terbilang paling besar. Setiap hari, ia memproduksi peuyeum tidak kurang dari lima ton.

Sumber : www.pikiran-rakyat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar